Jakarta – Tokoh ekonomi nasional dan mantan Menteri Perdagangan, Thomas Lembong atau yang akrab disapa Tom Lembong, akhirnya angkat bicara terkait polemik yang menyeret namanya dalam beberapa isu kebijakan publik di masa lalu. Dalam pernyataan terbuka kepada media, Tom menegaskan bahwa hingga kini ia belum menemukan kesalahan yang ia lakukan selama menjabat sebagai pejabat publik.
“Saya terbuka terhadap kritik, saya reflektif terhadap masa lalu. Tapi sampai saat ini, saya belum temukan kesalahan saya dalam kebijakan-kebijakan strategis yang saya ambil,” ujar Tom Lembong dalam diskusi publik yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (30/6).
Pernyataan tersebut muncul di tengah sorotan publik terhadap sejumlah keputusan ekonomi masa lalu, termasuk kebijakan liberalisasi perdagangan dan pendekatan investasi asing yang pernah ia dorong saat menjabat di era Presiden Joko Widodo.
Tom menegaskan bahwa seluruh kebijakan yang ia usulkan saat menjabat selalu berdasar pada analisis data, kepentingan nasional jangka panjang, dan transparansi. Ia juga menyayangkan adanya narasi yang mencoba memutarbalikkan konteks kebijakan ekonomi yang menurutnya bersifat progresif.
“Saya tidak pernah bekerja sendiri. Semua kebijakan melibatkan proses politik, teknokratik, dan pengawasan publik. Jika hari ini ada yang menyesali hasilnya, mari kita diskusikan dengan data dan niat baik, bukan serangan personal,” tambahnya.
Tom juga menyampaikan bahwa ia siap jika dipanggil untuk memberikan klarifikasi secara resmi, baik oleh lembaga negara maupun forum akademik. Menurutnya, keterbukaan dan pertanggungjawaban adalah bagian penting dari demokrasi yang sehat.