Gelombang serangan rudal kembali mengguncang wilayah Israel pada Kamis malam, 20 Juni 2025, setelah Iran meluncurkan sejumlah proyektil balistik yang menghantam beberapa lokasi strategis di bagian tengah dan utara negara tersebut. Serangan ini menyebabkan sedikitnya 17 orang mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi serius. Serangan terjadi secara bertubi-tubi dalam rentang waktu singkat dan mengakibatkan ledakan besar di wilayah urban dan kawasan militer. Pihak berwenang Israel mengaktifkan sistem peringatan dini di berbagai kota, namun beberapa rudal berhasil menembus pertahanan udara dan jatuh di kawasan permukiman. Sejumlah bangunan mengalami kerusakan signifikan, termasuk fasilitas umum dan infrastruktur transportasi. Suasana panik sempat menyelimuti beberapa kota besar, dengan warga berbondong-bondong menuju tempat perlindungan. Layanan darurat dikerahkan secara maksimal untuk mengevakuasi korban dan menanggulangi kebakaran kecil yang muncul akibat serpihan rudal. Serangan ini disebut sebagai balasan atas operasi militer Israel sebelumnya yang menargetkan instalasi strategis Iran di luar wilayah konflik. Pemerintah Israel menyatakan sedang melakukan penilaian dampak dan mempertimbangkan opsi balasan yang “proporsional dan tegas” terhadap serangan tersebut. Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan serangkaian aksi militer saling balas yang memicu keprihatinan masyarakat internasional. Beberapa negara menyerukan penghentian eskalasi demi mencegah konflik meluas di kawasan Timur Tengah yang sudah rapuh. Belum ada tanda-tanda meredanya konfrontasi antara kedua negara, sementara warga sipil tetap menjadi pihak yang paling terdampak dalam konflik ini. Pemerintah Israel juga meningkatkan kesiagaan militer di seluruh wilayahnya dan memperketat kontrol perbatasan guna mengantisipasi serangan susulan. Hingga kini, jumlah korban luka diperkirakan masih bisa bertambah seiring proses evakuasi dan penyisiran puing-puing bangunan yang rusak. Konflik bersenjata yang terus bereskalasi ini menambah ketegangan geopolitik dan memperburuk stabilitas regional yang telah lama rapuh.
