Makassar – Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar sejak Senin malam mengakibatkan banjir di beberapa wilayah, terutama di Kecamatan Biringkanaya dan Manggala. Air yang meluap dari saluran drainase dan tingginya curah hujan membuat permukiman warga terendam, memaksa ratusan orang untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, sedikitnya 179 jiwa dari 56 kepala keluarga terdampak banjir dan harus mengungsi ke masjid serta tempat penampungan darurat yang telah disediakan. Di beberapa titik, seperti di kawasan Antang dan Katimbang, ketinggian air mencapai lebih dari setengah meter, membuat aktivitas warga lumpuh total.
“Kami sudah mengerahkan tim untuk membantu evakuasi warga yang terjebak banjir. Saat ini, kami juga mendistribusikan bantuan darurat berupa makanan, air bersih, dan perlengkapan tidur di lokasi pengungsian,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin.
Banjir kali ini disebabkan oleh kombinasi hujan intensitas tinggi dan buruknya sistem drainase di beberapa wilayah. Selain itu, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kondisi cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. BMKG juga memperingatkan potensi banjir pesisir akibat fenomena pasang maksimum yang diperkirakan terjadi pada 12 Februari 2025.
Sementara itu, warga yang terdampak mengaku kesulitan menghadapi kondisi ini. “Setiap kali hujan deras, air pasti naik. Kami hanya bisa pasrah dan berharap pemerintah segera mencari solusi agar banjir tidak terus berulang,” kata Herman, seorang warga Antang yang rumahnya terendam banjir hingga setinggi lutut.
Hingga saat ini, pihak berwenang terus memantau perkembangan situasi dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan. Bagi warga yang tinggal di daerah rawan, diharapkan untuk segera mengungsi jika kondisi semakin memburuk.
